Minggu, 12 Mei 2013

SENI RAJUT

 
       Kini sebagian dari barang fashion anak muda menggunakan hasil hand made dari seni ini sebagai barang sandang unik dan bernilai tinggi. Pada masa 1950an, seni rajut sudah trend sebagai asesoris rumahan dan pelengkap keindahan estetik lainnya. Mulai dari taplak meja, tatakan gelas, penutup cup lampu, syal, topi, sarung tangan dan sweater Kala itu di Indonesia seni  merajut diadaptasi dari bangsa Eropa yang lama menduduki Indonesia.  Namun pada awalnya, sejarah seni merajut diawali dari seorang pria asal jazirah, Arab. Diawali dari kreatifitasnya membuat permadani dengan rajutan benang-benang warna-warninya, karyanya yang kemudian diperdagangkan masuk ke berbagai belahan daerah laris manis terjual dan seninya mulai dikenal orang banyak.Seni tangannya yang kemudian merambah ke berbagai belahan daerah sampai pula ke Asia, di sebuah pegunungan yang bernama Tibet, hingga ilmu rajut permadani itu berkembang menjadi seni rajut topi (karena iklimnya yang dingin) dan berkembang lagi menjadi beberapa bentuk lain ketika sudah tersebar di Eropa dan daratan tepi laut Mediterania. Karena kemampuan kolonialisme Eropa dan pelautnya yang telah tersebar jauh hingga ke berbagai belahan benua, seni dan hasil seninya akhirnya terbawa hingga ke Amerika, Afrika dan Asia.
    Indonesia sendiri mendapatkan seni ini dari bangsa Eropa ketika masa penjajahan Belanda.  Masyarakat Indonesia kala itu lebih sering menyebutnya dengan kata hakken (merenda) dan breien (merajut)yang diperolehnya dari bahasa Belanda. Pada umumnya, khalayak umum secara universal dan berbasis bahasa Internasional lebih mengenal knit untuk merajut dan croch untuk merenda. Asal mula seni ini berasal dari tangan pria, namun kini, seni ini lebih akrab dikenal sebagai seni tangannya tangan wanita.
       Hasil dari rajut biasanya berupa topi bayi, syal dan kaus tangan yang tak terlalu kaku. Karena itulah biasanya rajut lebih mudah ‘mobilitasnya’ di dunia fashion karena simpulnya yang menghasilkan karya yang dinamis dan fleksibel serta luwes saat digunakan.
      Seni rajut tak semudah yang dibayangkan. Kreatifitasnya dan prosesnya yang tak sebentar yang membuat seni rajut makin bernilai tinggi. Ketelitian, kecekatan dan kemampuan perajut memprediksikan bentuk obyek menjadi barang real adalah talenta yang sangat luar biasa bagi tangan perajut tersebut. Hingga kini, hasil rajut tangan masih diminati meskipun bersaing dengan produk garmen yang menghasilkan produk dari teknik rajut mesin. Produk garment yang dihasilkan dari hasil rajutan diantaranya baju hangat, syal, topi, kaus kaki, selimut, hingga blouse, dan gaun.



1 komentar: