Kini
sebagian dari barang fashion anak muda menggunakan hasil hand made dari seni
ini sebagai barang sandang unik dan bernilai tinggi. Pada masa 1950an, seni
rajut sudah trend sebagai asesoris rumahan dan pelengkap keindahan estetik
lainnya. Mulai dari taplak meja, tatakan gelas, penutup cup lampu, syal, topi,
sarung tangan dan sweater. Kala itu di Indonesia seni merajut
diadaptasi dari bangsa Eropa yang lama menduduki Indonesia. Namun
pada awalnya, sejarah seni merajut diawali dari seorang pria asal jazirah, Arab.
Diawali dari kreatifitasnya membuat permadani dengan rajutan benang-benang
warna-warninya, karyanya yang kemudian diperdagangkan masuk ke berbagai belahan
daerah laris manis terjual dan seninya mulai dikenal orang banyak.Seni
tangannya yang kemudian merambah ke berbagai belahan daerah sampai pula ke
Asia, di sebuah pegunungan yang bernama Tibet, hingga ilmu rajut permadani itu
berkembang menjadi seni rajut topi (karena iklimnya yang dingin) dan berkembang
lagi menjadi beberapa bentuk lain ketika sudah tersebar di Eropa dan daratan
tepi laut Mediterania. Karena kemampuan kolonialisme Eropa dan pelautnya yang
telah tersebar jauh hingga ke berbagai belahan benua, seni dan hasil seninya
akhirnya terbawa hingga ke Amerika, Afrika dan Asia.
Indonesia sendiri mendapatkan seni ini
dari bangsa Eropa ketika masa penjajahan Belanda. Masyarakat
Indonesia kala itu lebih sering menyebutnya dengan kata hakken (merenda)
dan breien (merajut)yang
diperolehnya dari bahasa Belanda. Pada umumnya, khalayak umum secara universal
dan berbasis bahasa Internasional lebih mengenal knit untuk merajut dan croch
untuk merenda. Asal mula seni ini berasal dari tangan pria, namun kini, seni
ini lebih akrab dikenal sebagai seni tangannya tangan wanita.
Hasil dari rajut
biasanya berupa topi bayi, syal dan kaus tangan yang tak terlalu kaku. Karena
itulah biasanya rajut lebih mudah ‘mobilitasnya’ di dunia fashion karena
simpulnya yang menghasilkan karya yang dinamis dan fleksibel serta luwes saat
digunakan.
Seni rajut tak semudah yang dibayangkan.
Kreatifitasnya dan prosesnya yang tak sebentar yang membuat seni rajut makin
bernilai tinggi. Ketelitian, kecekatan dan kemampuan perajut memprediksikan
bentuk obyek menjadi barang real adalah talenta yang sangat luar biasa bagi
tangan perajut tersebut. Hingga kini, hasil rajut tangan masih diminati
meskipun bersaing dengan produk garmen yang menghasilkan produk dari teknik
rajut mesin. Produk
garment yang dihasilkan dari
hasil rajutan diantaranya
baju hangat, syal, topi, kaus kaki, selimut, hingga blouse, dan gaun.
Read more: www.johannabag.com | Seni Rajut http://www.johannabag.com/index.php/article/127-seni-rajut#ixzz2T44tAavp
bagaimana cara pengirimannya?
BalasHapus